Mahesa Kelud - Delapan Surat Kematian


MAHESA KELUD
KARYA: BASTIAN TITO
DELAPAN SURAT KEMATIAN

"Cepat Panji! Kerjakan perintahku! Nanti hari keburu siang!" kata si muka setan sambil memandang ke langit jurusan timur. Dengan tubuh menggigil si pemuda menjalankan perintah itu. Dia berlutut di hadapan mayat. Dapat dilihatnya dengan jelas leher yang putus penuh dengan gumpalan-gumpalan darah beku. Pada pakaian mayat juga terdapat banyak noda-noda darah. Panji mengulurkan tangannya yang gemetar mulai membuka pakaian si mayat. Dalam keadaan serupa itu sukar untuk membuka bajunya karena tubuhnya tersandar ke batang pohon. Tiba-tiba sosok tubuh itu jatuh tergelimpang ke tanah! Panji ikut pula jatuh duduk. Nafasnya memburu, tubuhnya mengejang karena terkejut.
"Ayo Panji! Cepat!"
Satu demi satu Panji Ireng membuka pakaian mayat itu. Kini tubuh mereka sama-sama
telanjang. Cuma bedanya yang satu sudah tidakpunya kepala dan tak bernafas sedang yang satumasih punya kepala dan masih hidup!
"Selesai?!"
Tanpa menoleh pada si muka setan Panji Ireng menganggukkan kepalanya.
"Bagus! Sekarang pakai olehmu pakaian mayat itu!"
Perintah ini pun diturut oleh si pemuda tanpa bantahan.

Download Selengkapnya:
File .txt
File Pdf
LihatTutupKomentar