Mahesa Kelud - Srigala Berbulu Domba

MAHESA KELUD
KARYA:BASTIAN TITO

SRIGALA BERBULU DOMBA

"Sudah cukup dalam," kata pemuda ini.
"Ya. Jenazah gurumu sudah bisa dikubur,"menjawab Dewi Maut.
Keduanya melompat keluar lobang yang mereka gali. Mahesa memanggul jenazah Emban Jagatnata alias Simo Gembong yang menemui kematian dengan cara bunuh diri. Dewi Maut kembali turun ke dalam kubur untuk menyambuti jenazah itu. Sebelum tanah ditimbunkan keduanya memandang terakhir kalipada  muka buruk dan tubuh berlumuran darah si kakek. Yang satu adalah bekas murid, yang satu lagipemah menjadi kekasih dimasa muda.
Diatas tanah kubur yang merah itu Mahesa kemudian menancapkan patahan cabang pohon kemboja. Sesaat dia tegak merenung dihadapan makam gurunya. Guru yang telah mengakui kejahatannya dimasa lalu. Guru yang telahmembunuh kedua orang tuanya. Tanpa berpalingpada perempuan di sebelahnya Mahesa berkata: "Aku harus pergi sekarang. Aku titip makam Embah Jagatnata padamu ..."
Paras Dewi Maut berubah, khawatir dan juga kecewa. "Bukankah . . . bukankah kau bermaksud tinggal disini?"
Mahesa gelengkan kepala."Hal itu sudah kuberitahu pada gurumu," kata Dewi Maut.
Kembali pemuda itu menggeleng."Tak mungkin aku tinggal disini Dewi. .."
"Kalau kau suka kau boleh panggil aku Sutri. Tak usah dengan sebutan yang sebenarnya akupun tidak senang . . ." kata Dewi Maut alias Sutri. "Mengapa tak mungkin kau tinggal disini? Kau tak suka padaku..."
"Kau perempuan cantik. Kecantikanmu luar biasa. Semua lelaki tentu suka padamu," sahut Mahesa pula.
"Aku tak ingin disukai semua lelaki. Cukup hanya kau sendiri. Aku sudah menyusun rencana. Kita hidup berdua disini. Semua anak buahku akan kusuruh pergi..."
"Maafkan aku Sutri. Permintaanmu tak mungkin dikabulkan ..."
"Sebabnya?"
"Aku sudah beristri. Saat ini aku harus kembalike gunung Muria menemuinya. Sudah terlalu lama dia kutinggalkan."


Download Selengkapnya:
File .txt
File Pdf

LihatTutupKomentar