Mahesa Kelud - Kolam Iblis

MAHESA KELUD
KARYA:BASTIAN TITO

KOLAM IBLIS

"Ada apa...?" bertanya kakek yang digamit. Namanya Picak Kanan.
"Lihat ke atas lembah sana. Ada orang datang ...." si Picak Kiri menunjuk ke arah kejauhan, ke atas lembah. Kawannya memandang ke tempat yang ditunjuk. Saat itu kelihatan serombongan orang berkuda berhenti di atas lembah, memandang ke bawah.
"Yang paling depan berpakaian bagus. Pakai topi tinggi... Pasti orang terkemuka. Kalau bukan bangsawan kaya mungkin orang dalam keraton"
Picak Kanan mengangguk "Delapan orang lainnya itu tentu pengiring-pengiringnya. Lihat, mereka turun dari kuda. Yang berpakaian bagus mulai menuruni lembah
"Yang lain lainnya juga mengikuti. Nan .... nah .. . nah!
Ada rejeki besar buat kita hari ini rupanya!" kata Picak Kiri.
"Perlahan bicaramu! Jangan sampai mereka mendengar!" memperingatkan si Picak Kanan. Lalu dia menggaruk-garuk perutnya yang gatal. Orang-orang yang mendatangi lembah itu bukan lain adalah rombongan Tumenggung Singaranu yang dalam perjalanan kembali ke Surakarta, berhenti di lembah karena terpesona akan keindahan pemandangan dan kesejukan di tempat itu. Apalagi ketika mereka melihat sebuah kolam berair jernih di dasar lembah. Ketika Tumenggung Singaranu menyentuh air kolam yang sejuk dengan tangan kirinya lalu membasahi mukanya yang berdebu dengan air kolam itu, si Picak Kiri berbisik, "Aku yakin orang berpakaian bagus itu pasti akan masuk mandi ke dalam kolam kita. Peralatanmu sudah siap...?"
"Sudah," jawab si Picak Kanan. "Tanganku sudah gatal untuk mendorong rotan itu...."


Download Selengkapnya:
File .txt
File Pdf
LihatTutupKomentar