Mahesa Edan - Rahasia Makam Mahesa


PENDEKAR DARI LIANG KUBUR
KARYA : BASTIAN TITO

RAHASIA MAKAM MAHESA

RATU MESUM tertawa merdu sambil menggeliakan tubuhnya hingga menambah rangsangan dalam diri pemuda anak pemilik perkebunan tebu yang kaya raya itu.
“Anak Muda, siapa namamu…!” bertanya sang ratu seraya menggelitik telinga pemuda itu dengan ujung lidahnya.
“Pringgo, namaku Pringgo. Nama jelek,” jawab pemuda itu seperti minta dimanja.
“Tidak jelek. Namamu bagus. Kau cakap. Aku suka padamu.”
“Betulkah…?” tanya Pringgo.
“Eh, aku tidak berdusta. Ngg… apakah kau pernah bermesraan dengan perempuan sebelum ketemu aku?”
“Tidak.”
“Pernah tidur dengan perempuan sebelumnya?” tanya sang ratu lagi.
“Apa lagi itu!” sahut Pringgo.
Ratu Mesum tertawa. “Aku tahu kau tidak dusta. Aku akan ajarkan padamu.”
“Ajarkan apa?”
“Lihat saja nanti,” bisik perempuan cantik itu.
“Dengar, aku harus memanggilmu apa? Aku tidak sudi menyebutmu Ratu Mesum,” kata Pringgo pula.
“Terserah kau mau panggil aku apa.”
“Kau berpakaian merah. Bagaimana kalau kupanggil Mawar Merah?”
Perempuan itu kembali tertawa. Hatinya terasa senang juga. Barisan gigi-giginya tampak rata dan putih membuat Pringgo blingsatan dan mencium mulut perempuan itu.

Download selengkapnya

LihatTutupKomentar