Suramnya Bayang-Bayang


Suramnya Bayang-bayang.
Jilid 1 s/d 34 tamat
Cerita silat Karya SH Mintardja, Badan Penerbit Kedaulatan Rakyat Yogyakarta 1985

KETIKA hujan reda di ujung malam, maka bulan pun mulai nampak di balik bayangan
mega yang kelabu. Jalan-jalan yang sunyi menjadi licin dan berlumpur. Sementara
pintu-pintu sudah tertutup rapat.
Namun dalam pada itu, dalam keheningan yang semakin mencengkam, seseorang duduk
di atas sebuah amben bambu sambil mengusap hulu pedangnya. Sebuah mangkuk berisi
air panas masih terletak di hadapannya.
Sesekali orang itu meneguk minuman panas itu. Namun kemudian pelahan-lahan ia
bangkit sambil bergumam, “Waktunya telah tiba.”
Orang itu berdiri tegak sambil memandangi ruangan itu dari sudut sampai ke
sudut. Setiap benda yang ada di ruang itu diperhatikan dengan seksama. Namun
kemudian ia pun telah menarik nafas dalam-dalam. Sambil melangkah ke pintu,
orang itu memanggil, “Wiradana....”
Seorang anak muda yang mendengar panggilan itu pun bangkit dari pembaringannya.
Download cersil Bundel Suramnya Bayang-Bayang.rar (1.02MB) - 34 Episode
LihatTutupKomentar